В reog ponorogo Дневники

Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus.

Topeng Dhadhak Merak telah menjadi salah satu identitas khas dalam setiap pertunjukan Reog Ponorogo. Dhadhak Merak dikenal dengan ukurannya yang besar dan berat, namun para penarinya mampu mengangkatnya hanya dengan menggunakan gigi.

Jathilan, played by a group of dancers a gemblak horses-shaped became a symbol of the power of the Kingdom of Majapahit into comparison contrast with the power of warok. Red clown mask that became the symbol for Ki Ageng Kutu, alone and support the weight of the mask Singo Barong that reaches over 50 kg using only his teeth.[5][6] Ki Ageng Kutu's Reog popularity eventually led to Bhre Kertabhumi taking action and attacking Kutu's college, the rebellion by warok was quickly overcome, and the college is prohibited to continue teaching about warok. But the disciples Ki Ageng Kutu remain continue secretly. However, the performance of Reog itself is allowed to stage performances because has become popular among the people but the storyline having a groove in which the characters of new added folktale of Ponorogo, for example like Klono Sewandono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.[4]

Therefore, in order to bring his message to a wider audience, and to gain their support, Ki Ageng Kutu devised the Reog Ponorogo. This strategy worked, and the dance became very popular among the people of Ponorogo.

Adegan terakhir adalah Singa Barong, di mana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50–60 kg.

Many Warok and Gemblak were massacred by Islamic groups during the anti-communist Indonesian killings of 1965-1966, their heads placed on pikes for public display. Today the Warok-Gemblakan practice is discouraged by local religious authorities and being shunned through public moral opposition.

The plantations were demarcated by irrigation channels (parit); the new kampungs that sprouted were identified by ‘parit’ and named after the founders. In 1894, the number of Javanese migrants in Johor had reached approximately 25,000, spurred by the burgeoning agricultural development under Sultan Abu Bakar.

A single dancer, or warok, carries the website heavy lion mask by his teeth. He is credited with supernatural abilities and strength. The warok may also carry an adolescent boy or girl on its head. When carrying an adolescent boy or girl on his head, the Reog dancer holds weight of up to 100 kilograms in total.

Tapi bagaimana jika sebuah seni yang terkesan mistis dan magis ternyata bisa dijelaskan dengan fisika rasional? Inilah yang terjadi pada salah satu kesenian tradisional Indonesia yang paling misterius, Reog Ponorogo.

Warok adalah karakter pria yang dianggap sebagai pahlawan atau ksatria dalam Tari Reog. Warok memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan atau pertarungan dalam cerita pertunjukan.

Yang terakhir adalah pertunjukan tari topeng atau biasa disebut dengan tari penthul atau Bujang ganong. Dalam menari penthul atau Bujang ganong, penari melakukan gerakan gerakan mendhak, meloncat-loncat, gerakan kepala menoleh ke kanan dan ke kiri kemudian ke bawah dan ke atas secara tegas dan cepat, membuat seolah-olah topengnya seakan hidup.

Jathil Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda.

Bujang Ganong adalah tokoh yang muncul dengan kostum khas berwarna-warni dan tubuh yang gemuk. Karakter ini memiliki gerakan yang lincah dan seringkali tampil sebagai hiburan tambahan dalam pertunjukan.

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan di atasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Tiongkoknya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jathilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng Singa Barong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *